Bagaimana Ciri-ciri Alergi Debu pada Kulit?
Kebersihan rumah adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh siapa pun, termasuk Anda sekeluarga. Sebab kondisi rumah yang bersih akan mendukung kesehatan seluruh penghuni rumah. Jangan biarkan gangguan kesehatan sekecil apapun terjadi pada keluarga Anda, termasuk masalah alergi debu yang sering dianggap remeh.
Alergi debu pada kulit kerap dianggap sepele bahkan diduga sebagai gejala flu. Padahal, alergi debu dan flu merupakan dua hal yang berbeda. Mulai sekarang, sebaiknya Anda lebih peka mengenali ciri-ciri alergi debu, penyebab, serta cara mencegah dan mengatasinya supaya kesehatan Anda sekeluarga senantiasa terjaga.
Alergi debu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh secara berlebihan terhadap zat-zat asing yang terkandung dalam debu. Ketika seseorang tak sengaja menghirup penyebab alergi (alergen), maka akan terjadi peradangan lapisan dalam hidung yang disebut rinitis alergi. Jika dibandingkan dengan jenis alergi lainnya, alergi debu adalah salah satu rinitis alergi (hay fever) yang paling umum dialami orang. Masyarakat awam lebih mengenal alergi debu dengan istilah pilek alergi atau alergi musiman.
Ciri-Ciri Alergi Debu?
Beberapa ciri alergi debu yang membedakannya dengan flu atau jenis alergi lain adalah sebagai berikut:
- Hidung tersumbat atau terasa sangat berair.
- Bersin tanpa henti.
- Batuk.
- Mata merah, gatal, dan berair.
- Terdapat lendir di tenggorokan.
- Hidung, langit-langit mulut, dan tenggorokan terasa gatal.
- Muncul rasa gatal disertai ruam pada kulit.
Para pengidap asma biasanya mengalami gejala alergi debu yang lebih parah dengan beberapa gejala tambahan, antara lain:
- Sesak napas.
- Dada terasa nyeri dan berat.
- Napas menjadi pendek, tidak teratur, dan berbunyi (disebut mengi).
- Susah tidur karena sesak napas, bersin, dan batuk terus-menerus.
- Kehilangan kesadaran diri atau pingsan.
Mengenal Berbagai Penyebab Alergi Debu
Masalah alergi debu yang mengganggu kesehatan dapat terjadi karena beberapa penyebab berikut ini:
1. Tungau
Serangga kecil yang satu ini adalah salah satu biang keladi alergi debu. Feses tungau mengandung protein yang dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh sebagian orang. Saat tidak sengaja menghirup debu yang mengandung feses tungau, tubuh akan menghasilkan reaksi alergi. Tungau sangat mudah hidup dan berkembang biak pada lingkungan rumah yang hangat dan lembap. Kondisi rumah yang terlihat bersih belum tentu bebas tungau karena keberadaan serangga ini terbilang tak kasat mata.
2. Spora jamur
spora jamur yang tidak terlihat dan beterbangan di lingkungan rumah juga menjadi rentan memicu alergi debu. Butiran spora yang ringan dan berukuran kecil sangat mudah melayang di udara, terutama bila Anda jarang membersihkan rumah. Keberadaan spora biasanya terdapat di bagian rumah yang lembap seperti kamar mandi, dapur, perabot rumah tangga yang jarang digunakan, dan di sekitar lemari pakaian.
3. Serbuk sari
Serbuk sari adalah organ jantan pada tumbuhan yang memegang fungsi penting dalam proses perkembangbiakan tanaman. Sama seperti spora, ukuran serbuk sari juga sangat kecil sehingga bebas melayang di udara dan berkumpul bersama alergen debu lainnya. Reaksi alergi akibat serbuk sari biasanya berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Ada tanaman yang bisa memicu reaksi alergi ringan hingga parah.
4. Bulu hewan
Penyebab yang satu ini juga paling sering memicu alergi debu pada kulit maupun sistem pernapasan. Biasanya bulu-bulu hewan mengandung sel-sel kulit mati, air liur, atau urine yang dianggap sebagai alergen oleh tubuh. Bulu hewan yang beterbangan dan terhirup akan menyebabkan reaksi alergi pada tubuh.
5. Kecoa
Sama seperti tungau, kecoa juga termasuk serangga yang rentan memicu alergi debu. Air liur, urine, dan kotoran kecoa yang terkandung dalam debu dan melayang di udara akan menyebabkan alergi bila terhirup. Jika dibandingkan dengan tungau, kecoa lebih mudah beradaptasi sehingga dapat hidup di mana saja.
6. Alergen lainnya
Pencetus lain yang menimbulkan reaksi alergi debu yaitu asap rokok, polusi udara akibat gas emisi kendaraan bermotor, serbuk kayu, lateks, parfum, dan lainnya.
Faktor yang Memperparah Alergi Debu
beberapa faktor yang dapat memperparah terjadinya alergi debu, antara lain:
- Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan alergi debu, asma, maupun jenis alergi lainnya.
- Masih berusia kanak-kanak sehingga sistem kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.
- Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Hidup di lingkungan yang bebas debu sejak kecil sehingga mekanisme pertahanan tubuh terhadap alergen kurang kuat.
- Beraktivitas atau bekerja di lingkungan yang dipenuhi alergen (zat kimia, lateks, asap, dan lainnya).
Diagnosis Alergi Debu
Dokter melakukan diagnosis alergi debu melalui beberapa cara, yaitu:
- Pengamatan: mencermati gejala dan ciri-ciri alergi debu yang sedang dialami pengidap.
- Tes tusuk kulit (skin prick test): meneteskan zat alergen pada kulit kemudian menusuk kulit dengan jarum untuk mengamati reaksi yang muncul. Kemunculan rasa bentol atau gatal menunjukkan bahwa seseorang mengalami alergi.
- Tes empel kulit (patch test): menempelkan alergen berbentuk koyo pada kulit. Bagian kulit yang ditempeli alergen tidak boleh berkeringat atau terkena air. Gejala yang muncul pada kulit baru bisa diamati setelah 2 hari kemudian.
- Tes darah: bertujuan mendeteksi kemunculan antibodi Immunoglobulin E yang menandakan bahwa tubuh seseorang sedang menunjukkan reaksi alergi.
Bagaimana Cara Mengatasi Alergi Debu?
Pada umumnya alergi debu pada kulit maupun sistem pernapasan akan sembuh dengan sendirinya jika si pengidap menjauhi alergen. Kendati demikian, beberapa cara berikut ini juga dapat dilakukan untuk mengatasi dan meringankan gejala alergi debu:
- Konsumsi obat-obatan: beberapa jenis obat yang sering dianjurkan untuk mengatasi alergi debu, yaitu:
- Anti histamin: berperan penting menghambat histamin (zat kimia dalam tubuh yang menimbulkan berbagai gejala saat terpapar alergen). Jenis obat ini tersedia dalam bentuk tablet, obat tetes mata, dan obat semprot hidung.
- Dekongestan: mengecilkan pembuluh darah hidung yang membengkak akibat reaksi alergi sehingga efektif meringankan gejala hidung tersumbat dan berair.
- Kortikosteroid: mengatasi peradangan akibat alergi sekaligus meredakan gejala hidung tersumbat, bersin, dan berair. Jenis obat ini juga dipasarkan dalam berbagai bentuk, seperti pil, obat semprot, dan krim oles. Penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dan resep dokter karena rentan menimbulkan efek samping, seperti gangguan hormon, perubahan mood, dan kulit kemerahan.
- Imunoterapi: terapi untuk melatih sistem kekebalan tubuh agar tidak terlalu sensitif terhadap alergen. Ada dua jenis imunoterapi yang biasanya dilakukan dokter, yaitu:
- Terapi Alergi Subkutan (SCIT): menyuntikkan alergen pada kulit lalu mengamati reaksinya. Terapi ini biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu selama 6 bulan hingga beberapa tahun.
- Terapi Alergi Sublingual (SLIT): meneteskan alergen ke bawah lidah lalu mengamati reaksinya. Terapi ini biasanya dilakukan selama 3 hingga 5 tahun.
- Suntikan Epinefrin: diberikan kepada orang yang memiliki riwayat alergi parah (anafilaksis) saat terjadi gejala alergi parah seperti sesak napas, tekanan darah rendah, dan kehilangan kesadaran.
Bisakah Alergi Debu Dicegah?
Sama seperti gangguan kesehatan lainnya, alergi debu tak boleh dianggap remeh karena menimbulkan sensasi tidak nyaman dan menghambat aktivitas meskipun gejalanya ringan. Lakukan beberapa cara efektif berikut ini untuk mencegah alergi debu pada diri sendiri dan keluarga:
- Mencuci seprai, sarung bantal, handuk, selimut, dan perlengkapan pribadi lainnya setiap seminggu sekali dengan air panas untuk membasmi penyebab alergi. Penggunaan air panas akan membuat hasil pencucian jadi lebih higienis.
- Membersihkan berbagai perabot (seperti sofa, meja, kursi, vas bunga, bingkai foto, dan lainnya) dengan kain lap basah. Penggunaan lap basah sangat efektif mencegah debu beterbangan sehingga risiko alergi debu pun berkurang drastis.
- Membersihkan lantai setiap hari menggunakan sapu, kain pel, atau vacuum cleaner.
- Mengganti perabot rumah tangga seperti gorden, karpet, dan taplak meja setiap 2 minggu sekali agar perabot tersebut tidak menjadi tempat berkumpulnya debu.
- Menghindari penggunaan karpet atau permadani berbulu, terutama jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi debu parah.
- Menjaga jarak dengan hewan peliharaan berbulu di rumah. Alangkah lebih baik jika Anda menyediakan kandang khusus supaya hewan peliharaan tidak sembarangan masuk ke bagian dalam rumah, terutama kamar tidur. Bersihkan lingkungan kandang hewan setiap hari secara teliti agar tidak ada bulu hewan yang menempel pada pakaian maupun perabot lainnya di rumah.
- Menggunakan jasa pest control minimal 3 bulan sekali untuk membasmi berbagai hama di rumah, termasuk tungau dan kecoa penyebab alergi debu.
- Memanfaatkan vacuum cleaner untuk membersihkan seisi rumah minimal 1 minggu sekali, khususnya area yang jarang dijangkau seperti bawah tempat tidur dan lemari, langit-langit rumah, kusen pintu dan jendela, serta gudang. Jika proses penggunaan vacuum cleaner sudah selesai, segera bersihkan bagian filternya supaya kembali bersih dan siap digunakan kembali.
- Memasang air purifier untuk menyaring udara sekaligus menjaga kelembapan udara di rumah.
- Menutup semua jendela ketika kondisi cuaca sedang berangin sehingga tidak ada alergen debu yang masuk ke rumah.
- Memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah atau saat membersihkan rumah. Pilihlah masker dengan teknologi filter yang memadai supaya dapat menyaring debu secara maksimal.
- Menyingkirkan barang-barang yang menumpuk di rumah karena tumpukan tersebut berisiko menjadi tempat berkumpulnya debu serta sarang kecoa.
- Menggunakan Air Conditioner (AC) berteknologi canggih yang tidak cuma mampu mendinginkan tetapi juga menyaring udara dalam ruangan secara maksimal agar terhindar dari alergi debu.
Pilih AC yang Dapat Menyaring Udara Agar Lebih Sehat dan Bebas Debu
Sekarang, Anda tak perlu bingung lagi memilih AC karena ada AC Inverter Aqua Japan tipe AQA-KCRV9WGW yang siap jadi solusi bagi kebutuhan Anda. Produk AC Aqua Japan ini dilengkapi berbagai teknologi canggih yang membuat fungsinya semakin istimewa. Beberapa fitur yang terdapat dalam AC INVERTER AQA-KCRV9WGW adalah sebagai berikut:
- Teknologi Aqua Fresh pada AC Aqua yang mampu membekukan evaporator dan kotoran. Selanjutnya, tenaga ekspansi dan hembusan kipas akan menghilangkan kotoran melalui proses kondensasi air untuk menghasilkan udara bersih yang bebas debu, virus dan bakteri.
- Inverter+ yang mampu menghemat energi hingga 60% sekaligus membuat ruangan jadi 43% lebih cepat dingin.
- Hiper PCB, yaitu papan sirkuit lolos uji ketahanan yang berat dan terbukti andal sehingga mampu bertahan sampai 10 tahun untuk pemakaian normal.
- Big blade atau desain kipas blower lebih panjang dan besar yang mampu menghembuskan udara sampai 12 meter.
- Desain ukuran indoor lebih besar (810 mm) dengan kipas dan saluran udara lebih besar yang terbukti menghasilkan volume udara lebih maksimal dibandingkan model AC konvensional.
- Tingkat Energy Efficiency Ratio (EER) yang tinggi dengan rasio efisiensi berlabel bintang 4.
Penggunaan AC berteknologi canggih adalah salah satu cara terbaik mencegah risiko alergi debu di rumah. Rasakan sensasi nyaman yang menyenangkan jika rumah selalu bersih, sejuk, dan bebas risiko alergi debu.
Referensi:
- alodokter.com/meminimalkan-reaksi-alergi-debu-dengan-cara-ini
- artikel.rumah123.com/cari-tahu-tanda-tanda-alergi-debu-serta-7-cara-mengatasinya-59002
- hellosehat.com/alergi/hidung-dan-mata/alergi-debu/
- hellosehat.com/alergi/hidung-dan-mata/rinitis-alergi/
- rumah.com/panduan-properti/alergi-debu-42791
- sehatq.com/forum/alergi-q34891