AC Kerap Mati Hidup Sendiri? Ini Penyebabnya!

AC dan remote AC

Kebutuhan Air Conditioner (AC) di tanah air tergolong tinggi akibat cuaca panas di berbagai daerah. Data yang dilansir dari Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa permintaan AC di Indonesia mencapai 2 juta unit setiap tahun.

Hal tersebut turut dipengaruhi perubahan metode bekerja selama pandemi yang membuat banyak orang menjalani rutinitas Work From Home (WFH)[GU1] . Tingkat penggunaan AC yang tinggi harus dibarengi dengan kemampuan mengidentifikasi kerusakan saat AC mati hidup sendiri, tidak dingin, atau mengalami kendala lainnya. Nah, di artikel kali ini, kami akan membahas tentang apa penyebab AC Mati hidup sendiri, cara mengatasi, serta pencegahannya. Selengkapnya, yuk simak!

Penyebab AC Mati Hidup Sendiri

Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab AC mati hidup sendiri adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan thermistor AC

Kata thermistor berasal dari dua gabungan kata, yaitu termometer dan resistor. Thermistor adalah salah satu komponen AC paling penting yang mendukung kinerja AC. Keberadaan elemen ini berfungsi mendeteksi perubahan suhu ruangan sewaktu AC dinyalakan.

Ada dua model thermistor yang terdapat pada AC, yaitu model single yang langsung menempel pada evaporator dan model double yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan udara.

Saat AC dinyalakan hingga suhu ruangan mencapai pengaturan yang Anda inginkan, thermistor akan mengirim sinyal ke modul Printed Circuit Board (PCB) untuk memutus aliran listrik ke unit indoor AC.

Hal tersebut membuat kompresor berada dalam mode istirahat selama beberapa menit. Ketika suhu ruangan mulai naik, thermistor kembali mengirim sinyal ke modul PCB agar aliran listrik disambungkan dan kompresor kembali bekerja.

Itulah sebabnya kerusakan thermistor mengakibatkan AC mati hidup sendiri karena kontrol AC berdasarkan perubahan suhu jadi lepas kendali.

2. Tombol power AC bermasalah

AC bukan hanya bisa dinyalakan melalui remote, melainkan juga melalui tombol power yang terletak pada bagian dalam unit indoor. Masalah AC mati hidup sendiri setelah dicuci bisa disebabkan tombol power yang terjepit penutup unit indoor. Bila masalah ini terjadi pada AC Anda, cobalah amati kondisi tombol power unit indoor untuk memastikan bahwa posisinya sudah tepat.

3. Tekanan freon kurang

Setiap AC membutuhkan tekanan freon berbeda-beda tergantung dari besaran PK dan jenis freon yang digunakan. Standar tekanan untuk AC 1 PK berkisar di angka 80 psi untuk freon R22, 140 psi untuk freon R410A dan R32, serta 200 psi untuk freon R290.

Biasanya tekanan freon dapat berkurang akibat usia AC yang sudah sangat tua, kebocoran, atau sambungan pipa yang tidak terpasang dengan baik. Selain membuat ruangan tidak dingin, penurunan tekanan freon juga bisa mengakibatkan pendingin ruangan jadi mati hidup sendiri.

4. Modul PCB pada AC mengalami kerusakan

Kondisi kerusakan modul PCB AC bisa dideteksi menggunakan multitester. Penyebab utama modul PCB rusak biasanya terjadi akibat ketidakstabilan aliran listrik pada AC.

Oleh sebab itu, sebaiknya AC dilengkapi dengan perangkat stabilizer yang berfungsi menjaga kestabilan suplai listrik. Tak hanya aliran listrik yang bisa jadi biang keladi kerusakan modul, gangguan lainnya seperti korsleting listrik dan paparan air yang mengenai modul saat AC dicuci juga bisa menyebabkan kerusakan.

5. Timer pada unit indoor AC sedang aktif

AC mati hidup sendiri tidak selalu terjadi akibat kerusakan, melainkan bisa juga karena kurang teliti ketika menggunakan remote AC. Bila pewaktu otomatis (timer) sudah aktif, maka pengoperasian AC diatur secara otomatis berdasarkan waktu yang tertera pada remote. Meskipun bermanfaat untuk mengontrol durasi penggunaan AC, masih banyak orang enggan memanfaatkan fitur tersebut secara maksimal. Akibatnya, fitur timer yang tidak sengaja diaktifkan ketika memencet tombol remote membuat AC mati hidup otomatis tanpa disadari.

6. Kondensor AC bermasalah

Penyebab AC mati dan hidup sendiri yang juga sering tidak diduga-duga adalah masalah pada kondensor AC. Komponen tersebut berfungsi mendinginkan udara panas dari dalam ruangan lalu mengalirkannya lagi agar suhu ruangan jadi dingin. Posisinya yang berada di luar (unit indoor) membuat kondensor rentan kotor, terutama jika tidak dibersihkan secara rutin. Debu dan kotoran lainnya yang terakumulasi pada kondensor membuat fungsinya jadi terganggu sehingga AC pun bisa mati dan hidup sendiri.

Cara Mengatasi AC Mati Hidup Sendiri

Untuk mengatasi AC mati hidup sendiri, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar AC kembali normal:

1. Mengamati tombol power pada unit indoor AC

Gangguan AC yang terkesan berat belum tentu disebabkan oleh kerusakan parah. Jika AC Anda mati hidup sendiri, bisa saja hal tersebut terjadi akibat tombol power terjepit penutup unit indoor. Cobalah mencermati posisi tombol power bila AC menunjukkan gejala mati hidup sendiri secara acak. Kalau tombol tersebut memang terjepit penutup unit indoor, Anda hanya perlu memperbaiki posisi penutup agar fungsi AC kembali normal.

2. Mencermati pengaturan timer pada remote AC

Cara mudah berikutnya untuk mengatasi AC mati hidup sendiri adalah mencermati pengaturan timer pada remote AC. Bila Anda tidak ingin menggunakan timer, maka bergegaslah menonaktifkan fitur tersebut. Sebaliknya, Anda bisa membuat pengaturan baru berdasarkan waktu yang Anda inginkan agar AC bisa mati dan hidup secara otomatis pada momen yang tepat. Contohnya, Anda mengatur AC supaya menyala menjelang malam hari sebelum tidur dan mati menjelang pagi hari sesaat sebelum Anda bangun tidur.

3. Memeriksa komponen AC yang berisiko rusak

Ketika AC mati hidup sendiri setelah dicuci, berarti Anda harus memeriksa komponen yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Cobalah mengecek kondisi thermistor, modul PCB, dan kondensor secara seksama. Kerusakan sekecil apa pun harus segera diatasi dengan cara memperbaiki atau mengganti komponen yang bermasalah agar AC kembali normal.

4. Mengecek tekanan freon

Jangan lupa kalau freon bisa diibaratkan sebagai nyawa pada AC. Tekanan freon yang berkurang berisiko menyebabkan AC mati hidup sendiri. Jadi, Anda juga patut memeriksa tekanan freon ketika masalah tersebut terjadi pada AC. Usahakan untuk segera mengisi freon bila tekanannya mulai berkurang. Tekanan freon yang sesuai standar akan membuat AC dingin maksimal dan terbebas dari kendala mati hidup sendiri.

Cara Mencegah AC Mati Hidup Sendiri

Untuk mencegah AC mati hidup sendiri, Anda harus membersihkan AC secara rutin. Kotoran yang menumpuk pada kondensor dan komponen AC lainnya membuat risiko kerusakan semakin besar. Oleh karena itu, Anda patut meluangkan waktu untuk membersihkan AC secara rutin. Idealnya, AC dicuci setiap tiga bulan sekali sehingga kebersihan setiap komponennya terjaga dengan baik. Selain proses cuci seperti biasa, Anda juga bisa menjadwalkan cuci AC satu kali dalam setahun. Berbeda dengan proses cuci biasa, cuci besar dilakukan secara lebih teliti karena unit indoor turut dibongkar pasang. Dengan demikian, komponen indoor AC bisa dicuci secara menyeluruh agar kotorannya terangkat sempurna.

Waktu yang Tepat untuk Ganti AC

Gangguan fungsi AC yang terjadi bertubi-tubi memang menyebalkan dan membuat pengeluaran Anda makin boros. Rasanya kesal sekali menghadapi AC mati hidup sendiri atau tidak dingin setelah proses reparasi dilakukan berkali-kali. Tak mengherankan bila banyak orang merasa sudah waktunya mengganti AC dengan unit baru untuk menghindari masalah yang lebih parah.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti AC? Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dijadikan pertimbangan untuk mengganti AC:

1. Usia pakai AC tergolong tua

Rata-rata produk AC dapat digunakan selama 10 hingga 15 tahun. Jika AC Anda sudah melampaui usia pakai tersebut dan mulai mengalami berbagai gangguan, alangkah lebih baik bila Anda lekas menggantinya dengan unit baru. Tak cuma bebas masalah, unit AC baru pasti dilengkapi teknologi lebih canggih daripada generasi pendahulunya sehingga manfaatnya semakin maksimal untuk memenuhi kebutuhan Anda. AC lama yang dulu dapat mendinginkan secara maksimal dan penggunaan energinya efisien bisa mengalami penurunan kemampuan seiring berjalannya waktu. Setiap unit AC yang beredar di pasaran dilengkapi dengan nomor rasio efisiensi energi musiman (Seasonal Energy Efficiency Ratio atau SEER). Contohnya, standar SEER AC pada tahun 2021 berkisar di angka 13, sedangkan AC produksi tahun 2006 hanya memiliki SEER senilai 10. Angka tersebut menunjukkan bahwa efisiensi AC keluaran lama tergolong rendah.

2. Suhu ruangan tidak konsisten

Sebaiknya Anda memutuskan untuk mengganti unit AC dengan yang baru bila suhu ruangan mulai tidak konsisten, misalnya ruangan terasa panas atau udara dingin tidak mengalir secara merata. Kecenderungan inkonsistensi tersebut menunjukkan bahwa AC tidak mampu mendinginkan secara maksimal. Kalau gangguan suhu ruangan tetap terjadi setelah mengganti komponen yang rusak, maka bersiaplah memilih AC baru untuk menggantikan unit lama yang usang.

3. Tagihan listrik naik drastis

Keinginan untuk mengganti AC juga harus direalisasikan bila tagihan listrik naik drastis tanpa perubahan pola pemakaian. Bila tagihan listrik Anda membengkak ketika Anda menggunakan AC seperti biasa, berarti efisiensi pendingin ruangan tersebut sudah menurun. AC baru yang dibekali teknologi hemat energi akan membuat ruangan dingin tanpa menyebabkan pengeluaran untuk tagihan listrik jadi melonjak tajam.

4. AC mengeluarkan suara bising

Satu lagi indikator AC lama rusak adalah kemunculan suara yang sangat mengganggu. Suara bising pada AC jelas menunjukkan bahwa kipas AC atau komponen lainnya mengalami kerusakan. Kalau suara tersebut tidak kunjung hilang walaupun AC sudah melalui proses perbaikan dan penggantian komponen, bergegaslah menggantinya dengan unit baru sebelum muncul masalah yang lebih serius.

AQUA Elektronik Indonesia mengerti bahwa Anda membutuhkan AC berkualitas yang hemat energi sekaligus dibekali fitur-fitur canggih. Kebutuhan Anda menginspirasi AQUA Elektronik Indonesia untuk menghadirkan AC AQA-KCR5AHQ sebagai rekomendasi pendingin ruangan yang istimewa. AC berukuran ½ PK ini dilengkapi beberapa fitur canggih yang membuat kinerjanya makin efektif, yaitu:

  • Turbo Cooling: hanya butuh waktu kurang lebih 5 menit untuk mencapai level suhu pilihan Anda.
  • Anti Corrosion: tembaga murni berlapis blue fin pada evaporator dan kondensor untuk mencegah timbulnya karat pada unit indoor maupun outdoor.
  • Wide Voltage: kinerja tetap stabil dan optimal pada rentang voltase yang lebar, antara 160 V hingga 242 V.
  • Triple Air Flow: proses mengalirkan udara berlangsung lebih jauh, lebih cepat, dan lebih kuat.

Memilih AC baru tentu makin mudah bila Anda sudah mengenal AC AQA-KCR5AHQ. Mode Turbo Cool pada AC ini pasti bikin mood jadi cheerful. Anda pun akan terbebas dari rasa gusar akibat AC lama yang sering mati hidup sendiri jika sudah menggantinya dengan AC canggih dari AQUA Elektronik Indonesia.

AQUA ELEKTRONIK PRODUCT SERVICE & SUPPORT

Kami dapat membantu menjawab pertanyaan seputar produk, perawatan, penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan produk AQUA ELEKTRONIK Anda.

LIVE CHAT

Senin - Jumat
07:00 - 19:00 WIB
Sabtu, Minggu & Hari Libur
08:00 - 17:00 WIB

CALL CENTER
BEBAS PULSA
0800 1 003 003

Senin - Jumat
07:00 - 19:00 WIB
Sabtu, Minggu & Hari Libur
08:00 - 17:00 WIB

SMS & Whatsapp

0858-1000-3003