9 Penyebab AC Mati Hidup Sendiri & Cara Mengatasinya
Kebutuhan Air Conditioner (AC) di Indonesia tergolong tinggi akibat cuaca panas di berbagai daerah. Data yang dilansir dari Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa permintaan AC di Indonesia mencapai 2 juta unit setiap tahun.
Hal tersebut turut dipengaruhi perubahan metode bekerja selama pandemi yang membuat banyak orang menjalani rutinitas Work From Home (WFH)[GU1] . Tingkat penggunaan AC yang tinggi harus dibarengi dengan kemampuan mengidentifikasi kerusakan saat AC mati hidup sendiri, tidak dingin, atau mengalami kendala lainnya. Nah, di artikel kali ini, kami akan membahas tentang apa penyebab AC Mati hidup sendiri, cara mengatasi, serta pencegahannya. Selengkapnya, yuk simak!
Penyebab AC Mati Hidup Sendiri
Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab AC mati hidup sendiri adalah kerusakan pada thermistor AC, tombol power AC bermasalah, kerusakan modul PCB pada AC, dan faktor-faktor lainnya. Selengkapnya, yuk simak di pembahasan berikut:
1. Kerusakan thermistor AC
Salah satu penyebab kenapa AC mati sendiri adalah kerusakan thermistor AC. Thermistor adalah salah satu komponen AC paling penting yang mendukung kinerja AC. Keberadaan elemen ini berfungsi mendeteksi perubahan suhu ruangan sewaktu AC dinyalakan. Ada dua model thermistor yang terdapat pada AC, yaitu model single yang langsung menempel pada evaporator dan model double yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan udara.
Saat AC dinyalakan hingga suhu ruangan mencapai pengaturan yang Anda inginkan, thermistor akan mengirim sinyal ke modul Printed Circuit Board (PCB) untuk memutus aliran listrik ke unit indoor AC.
Hal tersebut membuat kompresor berada dalam mode istirahat selama beberapa menit. Ketika suhu ruangan mulai naik, thermistor kembali mengirim sinyal ke modul PCB agar aliran listrik disambungkan dan kompresor kembali bekerja.
Itulah sebabnya kerusakan thermistor mengakibatkan AC mati hidup sendiri karena kontrol AC berdasarkan perubahan suhu jadi lepas kendali.
2. Tombol power AC bermasalah
AC bukan hanya bisa dinyalakan melalui remote, melainkan juga melalui tombol power yang terletak pada bagian dalam unit indoor. Masalah AC mati hidup sendiri setelah dicuci bisa disebabkan tombol power yang terjepit penutup unit indoor. Bila masalah ini terjadi pada AC Anda, cobalah amati kondisi tombol power unit indoor untuk memastikan bahwa posisinya sudah tepat.
3. Tekanan freon kurang
Setiap AC membutuhkan tekanan freon berbeda-beda tergantung dari besaran PK dan jenis freon yang digunakan. Standar tekanan untuk AC 1 PK berkisar di angka 80 psi untuk freon R22, 140 psi untuk freon R410A dan R32, serta 200 psi untuk freon R290.
Biasanya tekanan freon dapat berkurang akibat usia AC yang sudah sangat tua, kebocoran, atau sambungan pipa yang tidak terpasang dengan baik. Selain membuat ruangan tidak dingin, penurunan tekanan freon juga bisa mengakibatkan pendingin ruangan jadi mati hidup sendiri.
4. Modul PCB pada AC mengalami kerusakan
Kondisi kerusakan modul PCB AC bisa dideteksi menggunakan multitester. Penyebab utama modul PCB rusak biasanya terjadi akibat ketidakstabilan aliran listrik pada AC.
Oleh sebab itu, sebaiknya AC dilengkapi dengan perangkat stabilizer yang berfungsi menjaga kestabilan suplai listrik. Tak hanya aliran listrik yang bisa jadi biang keladi kerusakan modul, gangguan lainnya seperti korsleting listrik dan paparan air yang mengenai modul saat AC dicuci juga bisa menyebabkan kerusakan.
5. Timer pada unit indoor AC sedang aktif
AC mati hidup sendiri tidak selalu terjadi akibat kerusakan, melainkan bisa juga karena kurang teliti ketika menggunakan remote AC. Bila pewaktu otomatis (timer) sudah aktif, maka pengoperasian AC diatur secara otomatis berdasarkan waktu yang tertera pada remote. Misalnya jika AC mati sendiri setiap 30 menit, kemungkinan timer-nya sedang aktif tanpa Anda sadari.
Meskipun bermanfaat untuk mengontrol durasi penggunaan AC, masih banyak orang enggan memanfaatkan fitur tersebut secara maksimal. Akibatnya, fitur timer yang tidak sengaja diaktifkan ketika memencet tombol remote membuat AC mati hidup otomatis tanpa disadari.
6. Kondensor AC bermasalah
Penyebab AC mati dan hidup sendiri yang juga sering tidak diduga-duga adalah masalah pada kondensor AC. Komponen tersebut berfungsi mendinginkan udara panas dari dalam ruangan lalu mengalirkannya lagi agar suhu ruangan jadi dingin. Posisinya yang berada di luar (unit indoor) membuat kondensor rentan kotor, terutama jika tidak dibersihkan secara rutin. Debu dan kotoran lainnya yang terakumulasi pada kondensor membuat fungsinya jadi terganggu sehingga AC pun bisa mati dan hidup sendiri.
7. Tegangan Listrik Tidak Stabil di Rumah
Salah satu penyebab AC mati hidup sendiri yang sering luput dari perhatian adalah tegangan listrik rumah yang naik turun. Fluktuasi tegangan ini dapat memicu gangguan pada sistem kelistrikan AC, terutama di modul PCB dan kompresor, yang akhirnya membuat AC restart sendiri secara otomatis sebagai upaya proteksi. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah menggunakan stabilizer atau UPS khusus AC untuk menjaga kestabilan tegangan listrik. Selain itu, hindari penggunaan banyak perangkat elektronik berat dalam satu waktu yang sama.
8. Filter AC Tersumbat Debu
Filter yang jarang dibersihkan bisa menghambat aliran udara, memaksa AC bekerja lebih keras hingga akhirnya overheat dan mati sendiri. Ini bisa jadi penyebab utama pada unit AC yang tampak menyala, tapi tiba-tiba mati beberapa menit kemudian. Untuk masalah ini, solusinya adalah rutin membersihkan AC minimal sebulan sekali.
9. Evaporator Beku karena Setting Suhu Terlalu Rendah
Setting suhu AC yang terlalu rendah dalam waktu lama (misalnya 16–17°C nonstop) dapat menyebabkan evaporator membeku. Ketika evaporator membeku, AC akan otomatis mati sebagai bentuk perlindungan sistem, lalu hidup kembali saat es mencair. Untuk masalah ini, solusinya adalah gunakan suhu ideal AC yaitu 23–25°C untuk penggunaan harian. Selain itu, aktifkan mode Dry atau auto agar AC mengatur suhu dan kelembapan secara otomatis.
Cara Mengatasi AC yang Sering Mati Hidup Sendiri
Sebelum memanggil teknisi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki aC yang sering mati hidup sendiri:
- Cek remote dan timer
- Periksa kabel dan sumber listrik
- Lihat kondisi filter dan kipas indoor
- Reset AC melalui MCB (Mini Circuit Breaker)
Risiko Membiarkan AC Rusak Terlalu Lama
Setelah mengetahui berbagai penyebab AC mati hidup sendiri, penting juga untuk memahami dampak jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama. Meskipun terlihat sepele, AC yang tidak berfungsi optimal bisa memengaruhi kenyamanan hingga kondisi kesehatan penghuni rumah. Jadi, sebelum kerusakan semakin parah, ada baiknya Anda mempertimbangkan risiko berikut ini:
- Tagihan listrik melonjak
- Komponen lain ikut rusak
- Kualitas udara memburuk (mempengaruhi kesehatan anak-anak & lansia)
Waktu yang Tepat untuk Ganti AC
Gangguan fungsi AC yang terjadi bertubi-tubi memang menyebalkan dan membuat pengeluaran Anda makin boros. Rasanya kesal sekali menghadapi AC mati hidup sendiri atau tidak dingin setelah proses reparasi dilakukan berkali-kali. Tak mengherankan bila banyak orang merasa sudah waktunya mengganti AC dengan unit baru untuk menghindari masalah yang lebih parah.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti AC? Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dijadikan pertimbangan untuk mengganti AC:
1. Usia pakai AC tergolong tua
Rata-rata produk AC dapat digunakan selama 10 hingga 15 tahun. Jika AC Anda sudah melampaui usia pakai tersebut dan mulai mengalami berbagai gangguan, alangkah lebih baik bila Anda lekas menggantinya dengan unit baru. Tak cuma bebas masalah, unit AC baru pasti dilengkapi teknologi lebih canggih daripada generasi pendahulunya sehingga manfaatnya semakin maksimal untuk memenuhi kebutuhan Anda. AC lama yang dulu dapat mendinginkan secara maksimal dan penggunaan energinya efisien bisa mengalami penurunan kemampuan seiring berjalannya waktu. Setiap unit AC yang beredar di pasaran dilengkapi dengan nomor rasio efisiensi energi musiman (Seasonal Energy Efficiency Ratio atau SEER). Contohnya, standar SEER AC pada tahun 2021 berkisar di angka 13, sedangkan AC produksi tahun 2006 hanya memiliki SEER senilai 10. Angka tersebut menunjukkan bahwa efisiensi AC keluaran lama tergolong rendah.
2. Suhu ruangan tidak konsisten
Sebaiknya Anda memutuskan untuk mengganti unit AC dengan yang baru bila suhu ruangan mulai tidak konsisten, misalnya ruangan terasa panas atau udara dingin tidak mengalir secara merata. Kecenderungan inkonsistensi tersebut menunjukkan bahwa AC tidak mampu mendinginkan secara maksimal. Kalau gangguan suhu ruangan tetap terjadi setelah mengganti komponen yang rusak, maka bersiaplah memilih AC baru untuk menggantikan unit lama yang usang.
3. Tagihan listrik naik drastis
Keinginan untuk mengganti AC juga harus direalisasikan bila tagihan listrik naik drastis tanpa perubahan pola pemakaian. Bila tagihan listrik Anda membengkak ketika Anda menggunakan AC seperti biasa, berarti efisiensi pendingin ruangan tersebut sudah menurun. AC baru yang dibekali teknologi hemat energi akan membuat ruangan dingin tanpa menyebabkan pengeluaran untuk tagihan listrik jadi melonjak tajam.
4. AC mengeluarkan suara bising
Satu lagi indikator AC lama rusak adalah kemunculan suara yang sangat mengganggu. Suara bising pada AC jelas menunjukkan bahwa kipas AC atau komponen lainnya mengalami kerusakan. Kalau suara tersebut tidak kunjung hilang walaupun AC sudah melalui proses perbaikan dan penggantian komponen, bergegaslah menggantinya dengan unit baru sebelum muncul masalah yang lebih serius.
AQUA Elektronik Indonesia mengerti bahwa Anda membutuhkan AC berkualitas yang hemat energi sekaligus dibekali fitur-fitur canggih. Kebutuhan Anda menginspirasi AQUA Elektronik Indonesia untuk menghadirkan AC AQA-KCR5AHQ sebagai rekomendasi pendingin ruangan yang istimewa. AC berukuran ½ PK ini dilengkapi beberapa fitur canggih yang membuat kinerjanya makin efektif, yaitu:
- Turbo Cooling: hanya butuh waktu kurang lebih 5 menit untuk mencapai level suhu pilihan Anda.
- Anti Corrosion: tembaga murni berlapis blue fin pada evaporator dan kondensor untuk mencegah timbulnya karat pada unit indoor maupun outdoor.
- Wide Voltage: kinerja tetap stabil dan optimal pada rentang voltase yang lebar, antara 160 V hingga 242 V.
- Triple Air Flow: proses mengalirkan udara berlangsung lebih jauh, lebih cepat, dan lebih kuat.
Memilih AC baru tentu makin mudah bila Anda sudah mengenal AC AQA-KCR5AHQ. Mode Turbo Cool pada AC ini pasti bikin mood jadi cheerful. Anda pun akan terbebas dari rasa gusar akibat AC lama yang sering mati hidup sendiri jika sudah menggantinya dengan AC canggih dari AQUA Elektronik Indonesia.